Minggu, 28 April 2013

Puisi "Impianku"


di keheningan malam
ku terbayang akan sosok mu
sosok yang ada di setiap mimpiku
mimpi di setiap hari ku

tak akan pernah ada berkas cahaya untuk ku
karna kou hanyalah sebuah mimpi
hanya sekedar menutup mata untuk bersamanya
walau hanya sedetik saja 

ku tetap tesenyum
karna bagiku kau lah pangeran hidup ku
pageran mimpiku
dan pangeran impianku

karya : Ina Indiarti

Sabtu, 27 April 2013

Impian, Rumah Masa Depan Ku.


 
            Rumah adalah suatu tempat dimana seseorang atau sekelompok orang yang disebut keluarga tinggal. Rumah memiliki fungsi yang amat bayak diantaranya, tempat belindung dari teriknya matahari, dari hujan, tempat beristirahat, tempat bercengkrama dan yang terpenting adalah tempat berkumpulnya keluarga. Tak heran semua orang termasuk aku menginginkan sebuah rumah yang idaman.            Rumah idaman identik dengan rumah yang sehat, rumah yang sehat adalah rumah yang bersih dan nyaman.            Siang hari sepulang aku dari sekolah, aku berjalan menuju rumahku lalu tiba-tiba aku terdiam di hadapan rumahku dan  aku melihat sekitar rumah ku yang sederhana, melihat rumah tanpa halaman, sesak karena rumah yang terlalu berhimpitan dengan rumah tetangga, dingding yang masih belum di cat, jendela yang seadanya dan penerangan pun seadanya. Aku berjalan menuju depan pintuku dan mengucapkan “Assalamualaikum...” , dan terdengar dari dalam rumah suara yang lembut “ Waalaikum salam” ucap dari bibir ibuku, aku tersenyum melihat ibuku. Dengan sapa yang lembut  dari ibuku aku merasa hati ku tenang. Setelah itu aku pergi ke kamar dan berbaring merentahkan kedua tangan dan melihat ke langit-langit rumah ku, terlihat langit- langit yang bolong yang terlihat hanyalah atap rumah ku yang terbuat dari asbes.            Terlintas dari pikiranku, ku berjalan di sebuah jalan yang terhampar rumput yang hijau, pohon yang rindang dihiasi buah yang berwarna sungguh rasa ingin memetiknya, dan memakannya. Lalu ku dengar suara- suara merdu dari burung-burung. Tak terasa ku sampai di sebuah rumah yang indah yang berwarna- warni, dengan halaman yang luas dan tertata bunga-bunga yang berwarna merah, putih dan ungu sungguh mempesona diriku. Ku ketuk pintu rumah tersebut dan pintu tersebut terbuka dan tak menyangka yang membukakan pintu adalah ibu ku dengan tersenyum aku pun tersenyum melihatnya segera ku cium tangannya dan mengucapkan assalamualaikum sebari ku lihat wajah nya. Ku lihat sekitar rumah itu penuh perabot rumah yang indah dan aku berkata mah:  “ rumah siapa ini, begitu indah ku lihat ?” ibuku hanya tersenyum dan menjawab “ini rumah kita nak”  wah aku senang mendengarnya rasa tak percaya menyelimutiku. Ku berjalan pelan melihat-lihat rumah itu, terlihat perabot yang tertata dengan baik, pajangan-pajangan yang indah dan keramik yang seperti di tata membentuk suatu pola. Ku buka pintu belakang rumah telihat ada kebun yang indah, ku berjalan menapaki tangga menuju kebun, terlihat ada pohon cabe merah, cabe rawit, pohon jeruk, pohon tomat, pohon mangga dan lain-lain terlihat juga kelinci yang berlalulalang di hadapanku. Rasanya ku ingin teriak “ aku bahagiiiiiia”. Tiba- tiba ku lihat sebuah pintu tua, yang terbuat dari kayu aku membuka pintu itu dengan penuh rasa ingin tau aku melangkahkan kaki ku pelan melewati pintu itu  tapi terdengar suara “ kreeek” dari kakiku wah apa ini ku tak bisa melihat karna kabut yang menutupi tubuhku ternyata yang aku injak adalah keong kecil, aku kaget dan akhirnya aku bangun membuka kedua mata dengan termenung aku berfikir teryata semua adalah mimpi, mimpi yang aku inginkan sebuah rumah idaman hatiku yang indah nyaman serta penuh warna.            Tak lama dari itu aku berdiri dan terdengar suara ibu ku yang memanggil “ naaa”. Aku berlari dari dalam kamar ku dan menghampiri ibu ku dan memeluknya dan dalam hati ku ku berkata “ aku berjanji apa yang aku impikan tak sampai hanya menjadi  sebuah mimpi, mimpi yang aku impikan akan menjadi sebuah kenyataan yang indah yang kelak aku akan menjadi penghuni rumah itu”, biarlah sekarang lingkunganku tak senyaman lingkungan rumah yang aku impikan tapi dengan tekad yang kuat ku akan mengwujudkan semua impian. Dengan rumah yang sederhana ini kan ku bangun impian-impian untuk mengwujudkan semua impian hidupku.            Maka dari itu bermimpilah sebanyak mungkin untuk memberikan motivasi hidup menjadi hidup yang lebih baik lagi dan bermimpilah sebelum mimpi itu di larang. Hehehe J


POTRET ANAK INDONESIA



 Jalanan, mendengar kata itu pasti benak kita semua adalah tempat semua orang yang berlalu lalang untuk/ menuju / melaksanakan aktivitas. Tak terkecuali anak kecil, yang telihat duduk di depan pintu angkot (angkuatan umum), dengan menggoyangkan botol kecil yang berisi beras dengan nyayian yang tak karu-karun.
Ironis, kenyataan pahit harus di jalani oleh sebagian anak-anak indonesia yang di tengah teriknya matahari mereka mengais rezeki yang tak senilai dengan taruhan nyawa mereka. Yang seharusnya mereka tertawa, bermain dan bersekolah.  Ku berfikir salah siapa semua ini?, Orang tua?, Ekonomi keluarga?, Apa pemerintah? Semua itu pasti akan saling berkaitan dan sampai sekarang belum ada solusi yang terbaik untuk memecahkan masalah tsb
Banyak orang tua yang ekspolitasi anaknya untuk bekerja demi tercapainya kebutuhan hidup, dimanakah hati nurani mereka dan hati nurani kita melihat anak yang bersusah payah mengucurkan keringat dengan mengamen? Mereka yang tetap tersenyum dan senang hati menggoyangkan botol tanpa tau bahaya yang mengancam? Kenapa harus mereka yang menderita? Bukankah suatu negara berkewajiban untuk menjaga anak-anak dari suatu bentuk eksploitasi? Dan Bukankah anak-anak indonesia adalah penerus bangsa? Bagaimana mungkin menjadi penerus bangsa yang baik dan berkarakter bila anak tak memiliki bekal ilmu? Apakah harus anak yang kaya saja yang pantas untuk menjadi penerus bangsa? Bukankah jelas bahwa tujuan bangsa indonesia adalah “mencerdaskan kehidupan bangsa” , memang hal yang sulit untuk merealisasikan tujuan tersebut. tapi ini adalah tantangan yang harus kita menangkan.
Penegak hukum yang seharusnya menegakkan suatu kebenaran, kenapa harus menutup muka melihat anak yang bekerja di jalan menantang maut. dimana sosok penegak hukum sebenarnya mereka bekerja bukan hanya menertibkan jalanan saja dan menyetop pelanggar kendaraan bermotor saja tapi harus menegakkan kebenaran akan hak-hak seorang anak untuk berada di dunianya bukan dalam dunia jalanan.
Bagaimana untuk membuka mata semua orang supaya peduli akan anak? Dan bagaimana membuka mata dan menyadarkan aparat dan pemerintah bahwa di luar sana banyak anak yang tak memperoleh hak-hak nya serta berikan solusi yang terbaik untuk para anak yang tereksploitasi secara nyata bukan hanya sebatas tulisan dan ujaran tapi harus dengan bukti.